Alhamdulillah.. Level 9 terlampaui. Entah sudah sesuai harapan atau belum. Akan tetapi level ini membantu saya mengenali pendar cahaya anak-anak.
Fitrahnya dalam hal kreatifitas, bukan sekadar soal bebikinan tapi tentang imajinasi tak berbatas mereka yang seringkali membuat takjub. Cara pikiran mereka tumbuh dalam menghadapi tantangan, cara mereka bersikap saat bertemu dengan rintangan, cara mereka berkreasi saat berhadapan dengan keseharian.
Ketika anak dibiarkan belajar, tidak selalu diarahkan, tidak dipatahkan dengan “seharusnya” versi orang tua, diizinkan mencoba dan menggali sesuatu, mereka tumbuh dengan begitu luar biasa.
Bayangkan jika saya memarahi Hasna saat ia main masak-masakan dan beneran memasukkan ikan mainan ke dalam mulutnya usai ikan itu dimasak, bisa jadi potensi chef-nya terkubur. Pikirkan jika setiap tindakan Azam saya tentukan dan atur sedemikian rupa agar sesuai harapan, mungkin ia tidak akan pernah belajar mencari alternatif. Rasakan bagaimana jika Danisy selalu didikte bagaimana mesti bertindak, mungkin saat saya cedera kemarin, akan sangat kesulitan sebab ia tak mampu mencari cara agar ia tetap bisa bermain sementara di sisi lain membantu ummi untuk urusan domestik dan menjaga adik-adiknya.
Pikiran manusia sungguh luar biasa. Otak manusia dilengkapi dengan kemampuan sensori dan motorik, kemampuan analogis, kemampuan berpikir dan bertindak kreatif, kemampuan menyelami rasa dan serba bisa. Hanya saja persentasenya yang mungkin tak sama pada setiap orang. Akan tetapi semua itu dimiliki oleh setiap dari kita.
Maka tak ada salahnya kita mengasah semuanya. Akan tetapi dalam hal-hal besar, ada yang difokuskan agar semua kemampuan itu tumbuh di balik kepemimpinan kelebihan diri kita.
Saya mungkin bukan tipe yang berkreasi dengan bebikinan. Tapi saya tahu saya tipe yang berkreasi dengan menyelami rasa. Dan paham anak-anak tipe yang kreatif dengan kemampuan sensori-motorik mereka. Dengan demikian kita dapat mengukur binarnya pada kemampuan lain melalui pintu masuk kelebihan mereka. Biidznillah.
Wallahu a’lam.