Semoga Menjadi Pelajaran

Sore tadi ketika dapat kabar bahwa suami tidak memungkinkan pulang dari luar kota, yang pertama kali dipikirkan adalah manajemen emosi. Heuheu. Karena jadi bikin campur aduk.

Yang kemudian terpikir adalah bagaimana sahurnya anak-anak. Kalau bicara tentang ditinggal berdua, ini bukanlah pengalaman pertama. Tapi karena ada agenda sahur, justru hal ini yang dikhawatirkan. Bukan tentang makannya apa karena mereka sudah bisa menyiapkan makanan sendiri melainkan apakah mereka bisa bangun sendiri jauh sebelum shubuh untuk masak dll.

Kejadian ini seolah mengingatkan kembali materi yang sudah disampaikan ke para murid di kelas. Tentang Allah tempat meminta, tempat bergantung dan bersandar. Allah maha suci dari beragam hal yang kita tidak nyaman.


Bahwasanya Allah adalah tempat kita menyerahkan setiap rasa. Dalam setiap takdir yang ada campur tangan-Nya, pastilah ada kebaikan dan hikmah. Pun dalam rencana yang ternyata tak berjalan sesuai bayangan.

Qadarullah.

Maka diantara hikmah yang saya ambil pelajaran atas kejadian hari ini adalah:

  • Bahwasanya segala rencana hanyalah ikhtiar kita sebagai hamba. Adapun kenyataan adalah takdir yang Allah tetapkan.
  • Kita bisa saja berencana, tapi ketika tidak berjalan semestinya maka perlu belajar melapangkan dada.
  • Anak-anak kami dua lelaki yang memiliki pendiriannya sendiri. Saat ditawari untuk ikut ke tempat acara ummi, mereka menolak. Menghargai pendapat mereka semoga menjadi pelajaran bahwa lelaki perlu bisa memutuskan dan siap dengan konsekuensinya.
  • Mungkin karena mereka berdua lelaki, haruslah mandiri. Dan kejadian ini adalah satu dari sekian banyak cara Allah membuat mereka mandiri.
  • Semoga anak-anak belajar bertanggungjawab terhadap dirinya dan keputusannya.
  • Bersyukur Allah memberikan orang tua yang sayang dan peduli, rela dimintai tolong untuk mendampingi duo bujang pada akhirnya karena ummi khawatir 😅
  • Di satu sisi, kembali bicara tentang dilema seorang ibu yang mestinya di rumah. Tapi di sisi lain bersyukur bahwa Allah siapkan support system yang luar biasa berupa dukungan suami, anak dan orang tua

Dan akhirnya berpikir bahwa.. Ini bisa jadi bukan hanya didikan untuk saya dan suami, tapi juga cara Allah mendidik duo bujang. Bismillah..

Berikan Komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s