Ramadhan yang Lebih Baik

Sepekan sudah Ramadhan menyapa. Alhamdulillah, Ramadhan kali ini hampir mendekati suasana sebelum pandemi dimana mesjid dan lingkungan kembali ramai dengan beragam kegiatan khas Ramadhan.

Bicara Ramadhan, biasanya sering berkaitan dengan target Ramadhan. Adakah diantara teman-teman yang sudah membuat target Ramadhan? Apakah berjalan lancar sejauh ini?

Mengingat materi sharing kemarin sekaligus juga ilmu yang pernah diberikan oleh guru saya di awal Ramadhan lalu, jika diantara teman-teman ada yang membuat “slogan” dengan kalimat “Ramadhan kali ini harus lebih baik dari Ramadhan kemarin” selamat! Alhamdulillah teman-teman punya tekad yang kuat. Tinggal membuat indikator-indikatornya saja untuk memastikan bahwa benar Ramadhan ini akan menjadi Ramadhan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Walaupun setiap Ramadhan mungkin memiliki kondisi khas tersendiri.


Nah berhubung materi yang sedang saya pelajari (dan bagikan) di sebuah lingkup keputrian dan juga dikuatkan dengan materi yang diberikan guru saya terkait mengisi Ramadhan dengan aktivitas bermanfaat, maka melalui tulisan kali ini saya (rencananya) akan mencatat pelajaran apa saja yang didapat untuk kemudian mengajak teman-teman membuatnya bersama-sama. Bagaimana?

Ramadhan Lebih Baik – Buat Indikator

Jika membahas lebih baik, kalimat yang terkesan klise ini memiliki makna yang perlu dikuatkan kembali dengan data. Maka saat membuat rencana untuk menjadikan Ramadhan kali ini lebih baik, buatlah indikator dan kumpulkan data di Ramadhan lalu. Logikanya gini: bagaimana kita tahu lebih baik jika tidak ada indikator jelas yang dapat diukur sebagai evaluasi.

Dimulai dari yang wajibnya dulu. Bagaimana dengan ibadah-ibadah wajib di Ramadhan lalu. Apakah aman shalat 5 waktunya? Apakah aman zakat dll-nya? Jika aman, maka yang perlu ditingkatkan adalah kualitasnya.

Lalu mulai ke ibadah-ibadah sunnah. Ibadah sunnah apa saja yang sudah dilakukan tahun lalu? Bagaimana dengan ibadah sunnah khas Ramadhan, tarawih dan tadarus misalnya? Apakah lancar atau bolong-bolong (kecuali ada uzur)?

Buat Targetan Ramadhan – Breakdown ke Pecahan Kegiatan Kecil

Maka targetan Ramadhan bisa dibuat dari evaluasi Ramadhan tahun lalu. Apakah meningkatkan kualitas ibadah wajib, memperbaiki atau menambah ibadah sunnah, dll.

Dimulai dari target selama Ramadhan lalu dirinci (breakdown) ke target-target kecil untuk mempermudah praktek di lapangan. Dari sana kita akan memiliki ceklis harian.

Misal, teman-teman ingin mengkhatamkan Al-Quran. Jumlah juz dibagi jumlah hari. Kalau memungkinkan, jangan membagi dengan 30 (1 hari 1 juz) tapi bagi dulu dengan 29 karena sebulan dalam kalender hijriyah umumnya 29 hari. 30 hari itu biasanya terjadi karena ada pembulatan (penggenapan) karena hilal bulan berikutnya belum nampak.

1 juz dalam mushaf rasm utsmani umumnya berjumlah 10 lembar atau 20 halaman. Jika 30 juz dibagi 29 maka didapat angka 1,04 juz atau jika dihitung lembarannya sekitar 10,35 lembar atau dibulatkan menjadi 21 halaman. Jadi target tilawah dalam sehari adalah 21 halaman.

Membagi Target Harian ke dalam Target-target Kecil

Setelah didapat target harian, teman-teman silakan lakukan hal berikut terlebih dahulu:

  1. Temukan pola aktivitas sehari-hari
  2. Temukan tantangan apa saja yang ada dalam keseharian
  3. Cek apakah ada waktu-waktu “luang selipan” dari kedua poin di atas
  4. Lihat sumber daya sekitar. Apakah ada yang menjadi tantangan (hambatan) atau pendukung tercapainya targetan kita. Temukan celah-celah untuk “ngakalin”nya.
  5. Niat lillahi ta’ala karena niat yang lurus insyaAllah dibantu Allah.

Setelah kelima poin di atas teman-teman jawab, breakdown targetan insyaallah lebih mudah karena betul-betul terbayang waktu yang bisa dimanfaatkan dan/atau tantangan yang mungkin hadir dalam menyelesaikan targetan.

Misalkan, dari kelima poin di atas didapati bahwa waktu luang paling banyak adalah bada subuh sebelum keluar rumah (bekerja atau sekolah) dan bada Isya setelah tarawih. Maka buat porsi terbesar di waktu-waktu itu.

Sebagai contoh, waktu luang di bada subuh 2 jam, zuhur 30 menit (termasuk shalat), bada tarawih 30 menit (anggap tarawih selesai setengah sembilan, dan target tidur jam 9). Total waktu yang dapat digunakan sekitar 3 jam. Maka 21 halaman tadi dibagi ke dalam 3 jam = 7 halaman per jam. Sehingga muncul angka berikut:

Subuh = 2 jam = 14 halaman

Zuhur = 30 menit (0,5 jam) termasuk shalat = 3 halaman

Isya = 30 menit = 4 halaman

Kenapa Isya dan zuhur waktunya sama tapi yang dibacanya beda? Karena zuhur 30 menit termasuk shalat dan mungkin mesti beraktivitas lagi. Sedangkan Isya cenderung lebih longgar.

Cara Lain Breakdown Target Kecil

Selain dengan perhitungan di atas, teman-teman juga bisa menggunakan data kebiasaan tilawah. Misal, selama ini tilawah 5 halaman (setengah juz) itu sekitar 1 jam. Berarti dalam 2 jam bisa selesai satu juz, dalam setengah jam bisa menyelesaikan 5 halaman. Begitu seterusnya.

Bagaimana dengan Targetan Lain?

Bagaimana jika ingin membuat targetan lain selain tilawah? Secara umum, langkah-langkah di atas dapat teman-teman gunakan juga. Variabelnya saja yang dibuat sesuai dengan targetan tersebut. Wallahu a’lam.

Jika bingung, silakan drop di kolom chat. Kita diskusi bareng-bareng.

Teman-teman punya tips lain? Drop comment ya!

Berikan Komentar