Kok Cumi?

Hmm..kata-kata itu ada di status seorang kakak kelas ketika SMA. Kok “Cumi” (cuma mimpi), ayo wujudkan!!! Demikian redaksi aslinya. Sebuah kata inspirasi yang sekaligus menjadi evaluasi juga bagi sa.

Cuma mimpi. Mimpi itu memang harus. Dari mimpi kita punya gambaran capaian yang ingin dicapai. Tapi ya itu tadi, jangan cumi alias cuma mimpi. Harus diwujudkan, doa ikhtiar tawakkal.

Kalo cumi sih bisa dibilang dia mengkhayal. Jadi inget perkataan seorang teman ketika dia bilang, “Pekerjaan paling menyenangkan adalah keliling dunia.” yang sa timpali dengan sebuah pertanyaan, “Oh, bapak pengen keliling dunia ya?” tapi dia menampiknya dengan mengatakan, “Bukan pengen tapi sedang diwujudkan.” Sekilas sederhana sekali jawaban Pak Febri itu, tapi sebenarnya memang itulah inti dari mimpi, bukan sekadar ingin tapi diwujudkan.

Jadi, berani bermimpi harus berani mewujudkannya dong!!!

Wallâhu a’lam bishshawwâb.

5 thoughts on “Kok Cumi?

Berikan Komentar