Akhirnya..Laskar Pelangi

Hehe, setelah acara nonton bareng Iyam tertunda dan ga tau kapan akan dilaksanakan..akhirnya kemarin sa nonton juga film Laskar Pelangi. Ditraktir sama Teteh. Hehe.

Sebenarnya, acara nonton ini mau dilaksanakan hari sabtunya, tapi kehabisan tiket sedang sa dan teteh mau ke rumah Aa dan A Aim ditambah hari itu sa harus jemput Ustadz Maman [ya minta ditemenin Aa juga]. Jam 2 baru nyampe Galaxy di alun-alun, tiket habis. Akhirnya pas turun malah makan baso Malang Karapitan [yang mahal itu 😆 ] disambung pergi ke BIP buat lihat alias survey tempat di Cinema 21 yang ternyata tiket yang masih tersedianya malem. Ya, sa ga bisa dong. Jadi akhirnya sa dan teteh menunda acara nonton. Disepakati [setelah nelpon Aa dan A Aim] kita nonton besoknya jam 11 [di rencana awal] yang ternyata karena satu dan lain hal [setelah survey jadwal pemutaran filmnya di Cinema 21 BIP] diubah jadi jam 4 sore di BIP, tempat yang strategis untuk kami kumpul.

Kesepakatan [sebenarnya ngga juga] Teteh yang [bersedia] ngantri buat beli tiket [plus teteh yang ngebayarin :mrgreen: ]. Singkat cerita akhirnya tiket pun tersedia. Karena jam 1 siang kami ada acara bareng, silaturahmi TC Bandung Utara di Alifa akhirnya sa, teteh, dan Aa sekeluarga (Aa kan bawa istrinya, Teh Yani dan 2 ponakanku yang lucu-lucu alias 2 anak Aa, De Nisa dan De Haydar) berangkat bareng dari Alifa bada ashar melalui jalan yang alhamdulillâh cepat sampe di Cinema 21 tepat waktu, karena film diputar jam 4.15, pas kami tiba di ruangan bioskopnya baru muter intro.

Acara yang hanya sekitar 1 jam 15 menit itu menuai reaksi bermacam-macam dari para penonton yang secara garis besar, this is a good movie. Meski ada teman yang udah nonton sebelum sa nonton bilang filmnya ga kaya novelnya tapi secara keseluruhan bagus banget. Great! Pesan inti dari pendidikan dan apa-apa yang ingin disampaikan seperti di novel bener-bener nyampe, sampai-sampai Aa membahas “Guru yang Memotivasi” di siaran Inspirasi Pagi hari ini.

Jadi inget mengenai tempat kuliah sa saat ini. Jika Aa pernah sekolah yang menghasilkan murid-murid luar biasa sebelum kuliah di tempat yang sama dengan sa sedang sa tidak pernah separah itu (dari SD sampe SMA negeri semua, jadi meskipun bangunannya ga bagus tapi tetap bergelar ‘negeri’). Namun satu hal yang Aa tekankan dan alhamdulillâh sa termasuk yang menghargai dan mengapresiasi, belajar jangan melihat tempat tapi semangatlah selalu. Jika Lintang mengatakan mengenai semangat belajar Soekarno ketika ia dipenjara sekalipun, maka sa belajar dari Laskar Pelangi dan Aa sendiri. Semangat jangan pernah pudar. Meski bangunan dan [mungkin] ‘reputasi’ kampus tempat sa kuliah tidaklah sebagus kampus lain tapi asalkan kita memiliki motivasi yang kuat untuk belajar, maka tempat dan nama tidaklah penting yang penting “banyaklah memberi, bukan menerima”.

Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari film ini. Dan yang pasti semoga industri perfilman di negeri ini bisa bangkit dan menyuguhkan karya-karya anak bangsa yang mendidik moral seperti itu.

Wallâhu a’lam bishshawwâb.

3 thoughts on “Akhirnya..Laskar Pelangi

  1. Great movie….!!! iya de ..SMP saya dulu sering dikatakan sarang burung. Terus juga dikatain SMP PAGER AWI. Btw…. Tak ada benteng untuk sebuah impian…menarilah dan terus tertawa..meski dunia tak seindah syurga….!!!!

    =====
    Hehehe..berarti ade masih mending ya sekolah ade dibilangin ‘kaya penjara’. Sarang burung? Pencetak murid-murid yang seperti burung-burung sehingga dapat terbang lebih tinggi. Betul kan A?

    Suka

Berikan Komentar