Sekilas Metode Baby-Led Weaning (BLW)

Pengertian awam Baby-led Weaning (atau sering disingkat BLW) adalah bayi yang mengatur sendiri penyapihannya. Agak terheran dengan nama BLW pas awal tahu karena, “ini kan metode makan? kok namanya ada kata ‘sapih segala sih”. Setelah baca tamat bukunya, alhamdulillah mulai tergambar kenapa diberi nama seperti itu. Karena dengan BLW ini, anak sedang dipersiapkan untuk menyapih sendiri. Anak dipersiapkan untuk mengetahui dan ‘menyampaikan’ kebutuhannya. Sekilas BLW ini semacam metode Gentle Birth (GB) pada proses kelahiran dan Homeschooling (HS). Kembali ke metode “alami”.

Seperti halnya GB dan HS, BLW juga menjadi sebuah pertentangan. Pertentangan karena khawatir membahayakan. Sebenarnya jika kita sudah membaca dengan lengkap -baik itu BLW, HS ataupun GB- kita bisa menentukan sendiri kok mau dipakai atau tidak. Sy sendiri menggunakan ketiga metode itu baik GB, HS ataupun BLW. Kan, ada panduannya. Kapan bisa, kapan ga boleh. Ga serta merta langsung praktek tanpa pertimbangan. Penerapan GB, HS ataupun BLW kalau disertai ilmu yang lengkap, pasti bisa lebih bijak menyikapinya. Biasanya yang berkomentar itu yang baru tahu ilmunya sepotong-sepotong atau malah “taqlid” buta tentang GB, HS ataupun BLW. Jadi dua-duanya ekstrim, yang satu ekstrim menolak, yang satu ekstrim mendukung. Hehe..

Oke, kita  mulai salah satu pembahasan mengenai BLW. Semoga bisa jadi pertimbangan bunda lain yang ingin tahu mengenai BLW (meski sy menganjurkan untuk membeli bukunya). Sy mengintisarikan langsung dari Bab 4 buku BLW-nya Gill Rapley. Kenapa? Karena bagi saya ini sebagai catatan saja mengenai prinsip dasar dan bagaimana memulai BLW untuk MPASI anak. Ada total sekitar 377 halaman membahas “semua tentang BLW” berikut jawaban untuk ‘keraguan’ para orang tua menerapkan metode ini pada anak-anak mereka. Tapi sy memang sengaja mengambil bab 4 setidaknya sebagai catatan sy saja. Jujur, Danisy dl ga full BLW tapi dominan BLW, tapi memang terasa sekali antara membiarkan Danisy ‘makan sendiri’ dengan ‘menyuapinya’. Nah, akan berlaku juga untuk MPASI Azam sepertinya nih..

Bab 4 berjudul: Makanan Pertama. Terdiri dari sub-bab Prinsip-prinsip Dasar, Makanan yang Harus Dihindari, Pemicu-pemicu Alergi, Lemak, Serat, Menyesuaikan Makanan pada Bulan-bulan Awal, Celupan dan Pencelup, Sarapan, Snacks dan Makanan Ketika Bepergian, Makanan Penutup, Tanya Jawab. Kita coba bahas rangkuman dari kesemua sub-bab tersebut ya..

Prinsip-prinsip Dasar. Sebagai aturan umum, makanan akan baik untuk dimakan bayi jika memulai dengan bumbu alami, menyajikan sesegar mungkin dan dimasak tanpa gula dan garam (bahasan tentang gula dan garam sudah saya bahas di tulisan sebelumnya ya, di Persiapan MPASI Azam). Cobalah menawarkan: makanan bergizi -tidak diproses secara berlebihan dan tanpa gula garam-, makanan dari tiap kelompok makanan utama setidaknya sehari sehari sekali -ibu bisa memilih pula metode WHO atau FC, sebenarnya ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena pada awal makan, anak biasanya hanya bereksplorasi-, beragam makanan selama seminggu sehingga bayi mendapat kesempatan mencoba rasa dan tekstur berbeda, ukuran dan bentuk yang dapat dikendalikan bayi -ini penting karena kemampuan dan keterampilan bayi akan terus berkembang pesar sesuai perkembangan bayi-. Rincian makanan bergizi, menyehatkan dan seimbang ada di bahasan Bab 7 jadi tidak kita bahas disini dulu ya ibu-ibu..

Makanan yang Harus Dihindari.

  • Beresiko tersedak
    Beberapa makanan beresiko untuk bayi dan anak-anak karena bentuknya, kacang-kacangan misalnya merupakan contoh yang paling mudah kita temui baik kacang dalam bentuk utuh ataupun potongan besar. Makanan ini harus dihindari setidaknya hingga anak berusia 3 tahun. Buah-buahan seperti ceri dan buah serupa yang berbiji harus terlebih dahulu dihilangkan bijinya sebelum ditawarkan pada bayi, potonglah dua buah kecil seperti anggur. Ikan bertulang juga baiknya dihindari (kecuali jika sudah disingkirkan durinya) dan tulang lunak harus dibuang dari daging.
  • Garam
    Garam buruk untuk bayi karena memperberat kerja ginjal bayi yang belum cukup siap untuk mengatasinya. Demi kesehatan jangka panjang bayi lebih baik garam dihindari dan untuk usia tertentu dibiarkan dalam takaran rendah. Hal ini juga agar anak tidak terlalu candu pada rasa asin kelak setelah dewasa. Dan perlu diingat, garam tidak hanya berupa ‘garam dapur’ tapi juga seringkali tersembunyi di berbagai makanan maka pilahlah dengan baik makanan yang kita beli. Hingga usia 1 tahun bayi boleh memakan makanan yang mengandung garam maksimal 1 gram garam (0,4 gr sodium) per hari. Beberapa keju tinggi garam,  maka pilahlah keju yang rendah garam. Pun pada beberapa roti terdapat kandungan garam di dalamnya sehingga apabila akan menyajikan keju ataupun roti baiknya tidak diberikan di tiap hidangan. Ingat untuk membaca label ‘kandungan gizi’ makanan dengan teliti, beberapa produsen menulis garam dengan istilah sodium dan melipatgandakan jumlah sodium yang tercantum kemudian mengatakan pada anda dengan jumlah setara garam. Sebagai patokan, garam disebut tinggi dalam makanan jika memiliki lebih dari 1,5 gram garam (0,6 gram sodium) per 100 gram sementara makanan rendah garam memiliki kandungan garam 0,3 gram atau kurang per 100 gram makanan tersebut.
  • Gula
    Gula biasanya ditambahkan pada makanan sebagai pemanis atau pelezat yang tidak terlalu memiliki gizi penting. Gula juga dapat merusak gigi bahkan sebelum gigi itu tumbuh. Mulai memberikan bayi makanan alami rendag gula juga mencegah anak kecanduan makanan manis kelak. Berhati-hatilah dengan nama: sukrosa, dextrosa, fruktosa, surup glukosa dan sirup jagung pada label kemasan makanan.
  • Makanan lain yang tidak tepat
    Paling baik untuk mendindari bahan tambahan, pengawet buatan, pemanis, MSG, aspartam, dan sebagainya. Memasaklah dengan bumbu segar sebisa mungkin. Telur sebaiknya dimasak matang secara keseluruhan untuk menghindari bakteri, madu mentah sebaiknya diberikan pada bayi 1 tahun ke atas, sereal dapat menyebabkan iritasi pada sistem pencernaan dan menghambat penyerapan zat gizi penting seperti zat besi dan kalsium.
  • Minuman
    Bayi pada dasarnya tidak membutuhkan minuman lain selain ASI ataupun air putih. Penting untuk menghindari kopi, teh, minuman bersoda, minuman dengan pemanis, susu hewani ataupun nabati. Bahasan lengkap minuman ada di Bab 5 jadi tidak sy bahas disini ya..

Selain pantangan di atas,, bayi dapat memakan apapun. Jika tidak ada riwayat alergi di keluarga anda, anda dapat menawarkan hampir semua makanan dengan gizi seimbang tentunya lalu biarkan anak memilih makanan yang akan mereka makan. Semakin banyak anak merasakan dan mencoba beragam rasa dan tekstur, semakin ia menikmati beragam makanan kelak. Danisy cenderung memilih makanan yang ia butuhkan sesuai ‘instingnya’, tugas sy menyodorkan makanan gizi seimbang, soal porsi dia yang menentukan. Excited banget 😀

Peicu-pemicu Alergi. Dengan menunggu memberi MPASI hingga 6 bulan, mampu membantu mengurangi resiko alergi terhadap makanan pada anak. Jika ada riwayat alergi makanan tertentu pada bayi, maka anda dapat waspada terhadap makanan-makanan tersebut.. Disinilah aturan “4 hari” dapat diberlakukan untuk membaca kondisi. Tidak semua reaksi terhadap makanan adalah alergi melainkan karena intoleransi makanan sementara sehingga tidak semua makanan harus dihindari selamanya. Konsultasikanlah pada ahlinya.

Lemak. Bayi dan anak-anak membutuhkan lemak lebih banyak secara proporsional dalam menu makanannya dibanding orang dewasa karena kegiatan pembakaran energi mereka cenderung lebih banyak. Meski demikian, untuk tahap awal harus tetap mendapatkan makanan bergizi paling banyak dari ASI yang juga mengandung banyak lemak. Lemak yang paling sehat untuk sekeluarga adalah non-susu (lemak hewani) seperti minyak sayur, minyak ikan, minyak zaitun dan minyak-minyakan yang terdapat pada makanan. Tapi olahan susu seperti keju dan yoghurt baik untuk bayi. Lemak-trans seringkali digunakan pada biskuit, keriik, kue, pai dan makanan siap makan. Disarankan untuk menghindari makanan yang mengandung lemak-trans.

Serat. Banyak serat alami untuk bayi dan anak. Sebaiknya bayi tidak diberi sereal serat tinggi, batasi gandum (baik berbentuk roti, beras merah ataupun pasta) agar anak tidak terlalu kenyang sehingga tidak menyisakan ruang untuk makanan lain yang diperlukan bayi. Ingat, dibatasi ya ibu bukan tidak makan sama sekali. Bahasan lengkap mengenai serat ada di bab 7, jadi tidak saya bahas disini ya..

Menyesuaikan Makanan pada Bulan-bulan Awal. Berikut saran yang dapat membantu anda menyesuaikan makanan umum untuk bayi anda.

  • Buah dan Sayuran
    Sayuran yang keras saat mentah harus dipotong menjadi stik atau bentuk jari dan hindari potongan bulat, dimasak hingga lembut tapi tidak lembek (dan ingat, tanpa garam). Cara memasak yang baik adalah dengan mengukus atau merebusnya. Alternatif lainnya adalah dengan memanggang dalam oven, dengan demikian lapisan luar sayur akan garing sehingga lebih mudah dipegang. Untuk beberapa sayuran yang menciut setelah diolah, sebaiknya dipotong dalam ukurang yang lebih besar agar ketika matang masih dalam ukuran yang cukup untuk anak. Sementara sayuran yang lebih lembut dapat ditawarkan dalam keadaan mentah (meski tetap harus bersih ya).Buah-buahan seperti pisang dan melon dapat dibentuk stik atau irisan, anggur harus dibelah dua sehingga lebih mudah dipegang dan dikunyak. Buah-buahan seperti apel, pir dan sebagainya dapat diberikan secara utuh, apel yang empuk tentu lebih baik untuk digerogoti tapi tidak digigit menjadi potongan besar.
    Pastikan anda mengupas kulit buah dan sayuran agar lebih mudah dipegang dan dimakan. Siapkan porsi sayur atau buah ekstra untuk persediaan kalau-kalau kita ingin memakan sesuatu tapi tidak ingin anak kita ikut memakannya.
  • Daging
    Paling baik menawarkan daging dalam potongan besar yang bisa digenggam dengan mudah dan diisap atau dikunyah. Daging ayam adalah daging yang paling mudah dikendalikan untuk awal apalagi jika disajikan bersama tulangnya agar bisa digerogoti. Pastikan tulang lunak dibuang terlebih dahulu. Agar daging empuk, masaklah dengan merebusnya. Tidak perlu selalu harus memberi potongan besar tapi bisa juga daging cincang.
  • Roti
    Untuk usia di bawah 1 tahun sebaiknya tidak lebih dari dua potong  per hari karena cenderung tinggi garam. Untuk beberapa bayi lebih mudah memakan roti yang dipanggang daripada yang empuk. Stik roti dapat dicelupkan pada pasta alpukat jika bayi sudah pada tahap “bisa mencelup”.
  • Pasta
    Pasta dapat dikendalikan bayi dengan mudah jika bentuknya kering (misal tanpa saus apapun).
  • Nasi
    Para orang tua perlu menyesuaikan cara memasaknya agar dapat dikendalikan dengan mudah oleh anak. Beras thailand, beras jepang atau beras risotto lengket secara alami sehingga lebih mudah digenggam sementara beras berbulir panjang cenderung kurang lengket tapi mudah dikendalikan jika dimasak sedikit lebih lama atau dimasak sehari sebelum dimakan (ada catatan apendik untuk informasi penyimpanan). Semakin lama anak akan memiliki kemampuan mengendalikan nasi dengan baik.
  • Celupan dan Pencelup
    Biasanya bayi mulai bisa mencelup di usia 9 bulan meski tidak sama bagi semua bayi. Disini dimana bayi memakan makanan lembut seperti yoghurt tanpa sendok. Hal ini bagus untuk mempelajari keterampilan menggunakan sendok nantinya.
  • Sarapan
    Orang tua yang baru menjalankan BLW sering bertanya-tanya apakah mereka bisa memberi bayi mereka sarapan. Yang tidak terbayangkan adalah makan makanan yang sama dengan bayi mereka. Ada sebuah kemungkinan bayi anda tidak tertarik sama sekali dengan sarapan, yang mereka inginkan hanyalah asupan susu. Jika ia benar-benar tertarik, berikut tips dan ide yang mungkin berguna: bayi sering bisa mengendalikan makanan lembek, ingat untuk memberi banyak waktu untuk eksperimen makanan ataupun untuk makan, tawari banyak variasi selama seminggu, baca label dengan hati-hati, sereal dengan lapis cokelat dan gula harus dihindari.
  • Snack dan Makanan Ketika Bepergian
    Beberapa ide makanan yang mudah dibawah bepergian: buah-buahan, salad, sayuran yang dimasak dingin, jagung yang dimasak dingin berikut tongkolnya, potongan keju, yoghurt, makanan lembut dari buah segar, sereal sarapan kering rendah lemak. Biskuit bayi dan biskuit untuk belajar menggigit banyak yang dikemas dengan bahan tambahan dan gula sebaiknya dihindari.
  • Makanan Penutup
    Ada banyak hidangn penutup bergizi bagi bayi, tetapi memakan makanan penutup setiap makan dapat mendorong bayi memiliki kecenderungan untuk mengharapkan makanan penutup.

Tanya Jawab. Bagian ini tidak saya tuliskan disini. Bukan karena tidak penting tapi sudah terlalu panjang. Hehe.. Pertanyaannya pun seputar mitos yang sering ditanyakan seperti perlu tidaknya suplemen, susu sapi, kapan mulai makan.

5 thoughts on “Sekilas Metode Baby-Led Weaning (BLW)

  1. Ping-balik: Benarkah, Berikan BLW sejak Dini Bisa Memicu Kekurangan Gizi pada Anak? - IDNews.co.id

    • Maafkan bund, komentarnya belum sempat saya balas. Duh, udah besar berarti ya baby-nya. Semoga sudah dapat jawabannya.

      Saya sendiri memulai MPASI di usia anak 6 bulan bund. Tiga-tiganya menggunakan metode BLW.

      6 Feb 2014 (tanggal komentar bunda) usia Danisy 3,5 tahun bun.

      Suka

Berikan Komentar