Saya kira, tak ada satupun tips trik yang bisa berhasil 100% di diri seseorang akan berhasil plek di orang lain karena setiap individu adalah masterpiece, ciptaan Allah yang memiliki ciri khas. Maka setiap materi teori produktivitas, manajemen dll, pasti akan selalu ada penyesuaian (orang menyebutnya dengan adjustment) dalam hal-hal tertentu. Tidak akan bisa digunakan seluruhnya secara plek ketiplek. Perlu penyesuaian yang nantinya akan jadi tips yang paling pas dengan diri seseorang.
Misal.. Ada tips A, B, C, D. Di satu orang berhasil. Di orang yang lain mungkin hanya 3 yang berhasil, 1 variabel lagi harus disesuaikan dengan diri orang tersebut.
Jika bicara tentang pola, ada yang disebut dengan pola umum, dan ada pula yang dikenal dengan pola khusus. Nah, pola umum bisa kita peroleh di beragam buku, training, workshop, dll. Tapi pola khusus? Perlu pendekatan yang lebih personal.
Maka diantara urgensi kita menemukan mauhibah (anugerah khas) dari Allah itu adalah untuk menemukan pola khusus. Meneliti setiap variabel khas dari dalam dan luar diri yang kemudian kita temukan pola paling pas tepat dengan diri.
Hal ini akan membuat kita lebih mudah menemukan nikmat dan kelebihan yang Allah titipkan, mensyukuri setiap variabel dalam diri kemudian mengoptimalkan penggunaannya sebagai bentuk syukur kepada Allah. Termasuk menemukan pola efektif dalam menjalankan amanah yang sedana diemban saat ini entah dalam menyelesaikan pekerjaan, melaksanakan tugas, dsb.
Cek kembali pola berulang. Tentu setelah memohon petunjuk dan pertolongan Allah serte meluruskan kembali niat kita beraktivitas, diantara cara yang dapat dilakukan adalah:
- Ingat kembali beragam kegiatan rutin yang sudah dapat kita ketahui kebiasaannya, misal jam bangun, aktivitas pagi, dll. Dengan mengetahui pola kegiatan rutin ini, kita bisa mengetahui kemungkinan durasi waktu yang diperlukan pada hal-hal rutin dan merencanakan untuk upgrading atau peningkatan kualitas diri entah itu menguasai kemampuan baru atau meningkatkan kemampuan dalam sesuatu.
- Kenali di bagian apa kita cepat dan bagus mengerjakan sesuatu, dan dimana kita kesulitan (mengenali kekuatan dan kelemahan diri). Cek betul kemampuan dan keterbatasan diri agar kita tahu batasan yang dapat kita tumpu.
- Kenali mana kemampuan yang perlu dikuasai secara expert (ahli) dan mana yang dikuasai secukupnya saja. Luangkan waktu sesekali atau insidentil pada kemampuan yang hanya perlu dikuasai secukupnya, sedangkan pada kemampuan yang perlu dikuasai secara expert, berikan waktu yang lebih difokuskan.
- Kenali apa saja hambatan yang sering muncul, lalu cek apakah ada solusi terdekat dan termudah? Tidak usah sungkan meminta bantuan jika memang diperlukan.
- Tentukan durasi-durasi waktu dalam menyelesaikan sesuatu baik yang sudah rutin maupun jadwal upgrading diri. Buat jadwal atau perencanaan dan komunikasikan dengan orang sekitar (misal dengan keluarga atau partner) agar dapat saling mengingatkan ataupun membantu. Komunikasikan dengan baik agar kita bisa merencanakan dengan maksimal terutama jadwal-jadwal atau durasi yang beririsan dental agenda orang lain.
Cek mana maktu-waktu kosong atau waktu yang dapat dimaksimalkan. Karena berdasarkan pengalaman saya pribadi, ketika Allah berikan amanah insyaAllah waktunya cukup dan kitanya. Kadang kita teralihkan oleh sesuatu yang “tidak penting” sehingga yang mestinya sudah selesai, malah jadi terbengkalai. Main sosmed misalnya.
Kontrol diri yang kuat amat diperlukan. Itulah pentingnya komunikasi dengan sekitar agar saat kita lalai, ada yang mengingatkan.
Dan ingat kembali, temukan pola masing-masing dalam memaksimalkan mengemban amanah-amanah yang diterima. Sebab ketika Allah mempercayakan sesuatu, sesungguhnya kita bisa. Hanya saja kadang kita tak tahu ilmunya atau belum tergerak untuk memaksimalkan dengan berlindung di balik kata “sibuk” atau tidak bisa.
Yuk, mulai bikin variabel-variabel terukurnya dalam pelaksanaan amanah. Agar dapat kita tingkatkan dan evaluasi ke depannya.
Wallahu a’lam.