Dewasa Menyikapi Rasa

Sebagai manusia, adalah fitrah ketika kita dilanda berbagai rasa dalam asa. Dari suka hingga duka, dari tawa hingga air mata.

21. Adalah sebuah angka yang bermakna banyak bagi sa saat ini. Biarlah jika kalian menganggap ini berlebihan. Tapi itulah yang sa rasakan saat ini.

Berbagai konflik dalam kehidupan sudah pasti banyak menghampiri diri karena benturan ego antarindividu ataupun benturan ego dengan diri. Ego bukanlah hal yang harus dihancurkan melainkan membutuhkan persamaan dalam memahami artinya.

Ketika menginjak usia 21, banyak hal yang telah terjadi dalam kehidupan sa khususnya. Meninggalkan jejak pelajaran berharga tentang kehiupan. 21. 2 tahun sudah meninggalkan masa remaja, masa yang kata orang adalah masa-masa pencarian jati diri. Tapi tahukah kalian, pencarian jati diri itu belum sepenuhnya sempurna karena kita akan terus mencari siapa diri kita dan siapa Rabb kita. Bahkan bisa memakan waktu yang sedemikian lama.

21. 2 tahun sudah seharusnya menginjak masa dewasa. Masa dimana disinilah emosi kembali menjadi labil antara rasa sebagai remaja masih ada namun asa menjadi seorang yang dewasa yang harus sudah sepenuhnya bertanggung jawab terhadap diri sendiri.

Diingatkan seorang kawan mengenai sindrom 21. Banyak hal yang berkecamuk di dalam jiwa seorang dewasa di usia ini. Seringkali idealisme pun turut campur atau kadang malah bersembunyi dalam keinginan memenuhi asa yang mungkin sementara saja.

Sindrom 21. Sa sempat sangat merasakan hal itu berkecamuk hebat di dalam dada. Menyebabkan hampir saja menghalalkan segala cara bahkan memberikan self excusess. Tidak salah memang self-excusess itu sesekali. Namun perlu diingatkan kembali bahwa ketika self-excusess itu telah mencapai titik terendahnya maka kekacauanlah yang justru akan menghampiri.

Maka ketika memaknai rasa saat ini dalam gejolak jiwa yang memuncak, perjuangan pertama adalah sebuah pergulatan jiwa menaklukkan sebuah rasa bernama cinta. Mencoba memaknainya dengan baik agar ia menjadi indah pada saatnya.

Jika saatnya tiba, Allah akan meredam gejolak itu dengan cara yang indah pula. Teruslah berharap dan berdoa. Akan ada saat dimana Allah mengabulkan doa, harapan dan asa kita.. Dan itulah saat yang menurut Allah adalah saat terbaik untuk kita mendapatkannya..

Thanks to d inspiring book, “Jalan Cinta Para Pejuang” by Salim A. Fillah..

7 thoughts on “Dewasa Menyikapi Rasa

  1. Fasbir shobran jamila wa syukru binni’mah. Bersabar dg ksabaran yg baik dan mensyukuri setiap nikmat yang diberikan oleh Allah untuk kita saat ini, hari ini, detik ini, dan pada saat membaca tulisan ini. Sabar dan Syukur adalah kendaraan keberkahan seorang muslim. InsyaAllah.

    “Jika anda mampu untuk melihat masa lalu tanpa penyesalan. Jika anda mampu untuk menjalani masa kini dengan bahagia. Jika anda mampu untuk melihat masa depan tanpa rasa ragu. Maka anda telah menjadi pribadi yang utuh.” (Mario Teguh)

    …dan lihatlah apa yg terjadi! Salam Super!

    Suka

Tinggalkan Balasan ke fikri Batalkan balasan