Qurrota A’yun

Kemarin ketika mengikuti kajian, biasa di rumah Teh Upi, Teh Upi sempet membahas sebuah kalimat yang sa jadi manggut-manggut, khusyu’ dengerinnya. Tentang sebuah doa dalam al-Quran surah al-Furqan: 74.

“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”

Yang dibahas adalah qurrota a’yun-nya. Jika kita menjenguk teman yang baru saja memiliki putra, momongan maka doa yang biasanya kita berikan adalah semoga menjadi anak shaleh dsb. Padahal ternyata, anak shaleh itu belum tentu menjadi qurrota a’yun alias penyenang hati, penyenang mata. Jadi ada beberapa kemungkinan katanya. Seorang disebut qurrota a’yun jika ia shaleh dan keshalehannya itu terlihat, dalam artian dirasakan dan dapat “dilihat” oleh orang tua, anak atau orang-orang sekitar.

Lalu maksudnya shaleh aja ga cukup? Iya, jika dia bukan qurrota a’yun maka orang tersebut ada dua kemungkinan, dia shaleh tapi orang-orang rumah tidak merasakan atau melihat hal demikian. Atau dia shaleh di luar, tapi di rumah ga seperti itu. Jadi, sudahkah anda menjadi qurrota a’yun bagi orang tua anda? Hmm..saya pribadi, entahlah. Hanya orang tua dan orang terdekat saja yang dapat menilai.

1 thoughts on “Qurrota A’yun

  1. mentor akang pernah mengutip fatwa seorang ulama (hilap deui namina) bahwa diantara makna “hablana” ternyata tidak terbatas pada “pasangan” saja lho, tetapi tercakup pula doa agar kita diberikan teman dan sahabat yg qurrrota a’yun

    subhanallah, nuhun kang tambahan ilmunya

    Suka

Berikan Komentar